RAHSA : Berdamailah dengan Rahsa Tunggal.


TOLAK kenaikan BBM !!!


Friday 22 February 2008

Stagnasi, kemunduran atau Hanya Tradisi ?

OSPEK adalah kata yang paling ditakuti oleh calon mahasiswa baru (maba) dalam sebuah kampus, tapi sebaliknya Ospek sangat diminati oleh para senior yang ada di hampir semua kampus. Fenomena OSPEK sudah menjadi menu senior pada setiap tahun penerimaan mahasiswa baru (Maba) di setiap kampus, pasalnya dalam menu tersebut pasti terdapat bumbum yang sangat di senangi para senior (meski tidak secara keseluruhan) yaitu penggojlokan atau perpeloncoan terhadap para juniornya.


Selama ini terdapat anggapan bahwa mahasiswa baru harus dipelonco karena dianggap tidak tahu apa-apa mengenai dunia baru mereka (dunia kampus), jadi bisa diperlakukan semau senior. Yang memelonco -mahasiswa senior- memiliki latar belakang dan motivasi masing-masing, sehingga Mahasiswa Junior sering mendapatkan perlakuan yang kurang semena-mena dan aneh.

Kalau kita coba telusuri, sebenarnya bagaimanasih sejarah Ospek itu ada? apa sih masud ospek ? dan apa tujuannya ?

Dalam sejarah pendidikan di Indonesia (tahun 1960-an), kegiatan "perpeloncoan" ini disebut Mapram. Pada perjalanannya Mapram ternyata memakan banyak korban, sampai akhirnya dilayangkanlah surat keputusan (SK) Menteri P dan K tahun 1971 yang berisi penghapusan mapram yang kemudian diganti dengan Pekan Orientasi Studi (POS). Meskipun demikian, ternyata POS tidak membuahkan hasil atau menjadi solusi dari kekerasan yang terjadi pada Mapram, dan pada kenyataannya kekerasan tetap terjadi, maka pada akhirnya nama POS pun diganti dengan nama OS (Orientasi studi). Untuk yang terakhir kalinya nama OS pun berganti dengan Orientasi Studi dan Perkenalan Mahasiswa (OSPEK), yakni pada tahun 1990-an sampai sekarang.

Mengenai Maksud dari OSPEK itu sendiri digagas sebagai proses inisiasi mahasiswa baru. Intinya memperkenalkan sistem pendidikan tinggi (pada kampus yang bersangkutan), cara belajar mandiri, dan penyesuaian pada suasana kampus baru dan Mahasiswa diperkenalkan dengan rule of conduct rumah yang baru.

Adapun Tujuan utama OSPEK secara adalah :

  1. Mewujudkan kekompakan di antara mahasiswa baru
  2. Meninggalkan sifat individualisme dalam diri peserta
  3. Menjadikan peserta seseorang yang tangguh, mampu berpikir jernih dalam situasi sulit (istilah kerennya never crack under pressure)
  4. Mampu me-manage emosinya (marah, takut, dll)
  5. Mendapatkan informasi yang penting (tau tempat beli kertas, kabel, fotokopi, makanan di malam hari)
  6. Menjadikan disiplin

Adapun alasan lain (meskipun kurang kuat dan tidak berlandasan) mengapa OSPEK harus dilaksanakan adalah, karena :

1. Mahasiswa baru (Maba) gak kenal dengan dosen dan kakak kelas/ senior.
2. Maba tidak menghormati atau respect pada dosen dan kakak kelas/ senior.
3. Bukan mahasiwa dan gak seru kalau gak ikut ospek.

Padahal, kalau ekses ospek dilihat lebih jauh, akar persoalannya terletak pada realitas praktik kekerasan sebagai realitas keseharian. Kekerasan dalam tataran yang bersifat ideologis sampai yang sangat pragmatis sudah terjadi sehari-hari. Secara tidak sadar, kekerasan yang disebut sebagai ekspresi dorongan manusia primitif menyatu dengan keseharian masyarakat Indonesia. Dalam posisi apa pun, kekerasan seolah- olah menjadi pilihan pertama, yang terkait langsung dengan kekuasaan dan nafsu berkuasa.

Mahasiswa adalah kelompok masyarakat dengan ciri utama bernalar, berbeda dengan kelompok-kelompok warga masyarakat lain. Yang diandalkan adalah akal (nalar) dan bukan otot, yang berbeda dengan disiplin mati yang menafikan kelenturan menerima argumentasi dan alternatif.

ospek harus dikembalikan pada roh praksis pendidikan, yakni perguruan tinggi sebagai kelompok masyarakat ilmiah.

No comments: